Minggu, 27 Mei 2018

7 KUNCI SUKSES MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN DI PERUSAHAAN

Hasil gambar untuk 7 KUNCI SUKSES MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN DI PERUSAHAAN

sepatu safety murah - Budaya keselamatan adalah interelasi dari tiga elemen, yakni phsycological (person), behavioral (job) dan sistem (organization). Berarti, ada tiga aspek pembentuk budaya keselamatan, yakni pekerja, pekerjaan dan organisasi.

Perlu untuk diketahui, budaya keselamatan atau safety culture tidak dapat dibuat oleh satu individu, namun harus melibatkan kebanyakan orang yang ada didalam organisasi atau perusahaan. Budaya keselamatan harus dikerjakan oleh semua sumber daya yang ada, pada semua tingkatan dan bukan sekedar berlaku untuk pekerja saja.

Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA), budaya keselamatan dibuat atas prinsip dengan, system manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang mumpuni, dan persepsi dengan yang mengutamakan pentingnya K3, hingga membuat rutinitas keselamatan kerja yang berkaitan.

Manfaat budaya keselamatan ditempat kerja :

  • Meminimalisir peluang kecelakaan karena kekeliruan/kelalaian yang dilakukan individu 
  • Tingkatkan kesadaran juga akan bahaya melakukan kekeliruan/kelalaian 
  • Mendorong pekerja untuk melakukan setiap prosedur aman dalam semua step pekerjaan 
  • Mendorong pekerja untuk memberikan laporan kekeliruan/kekurangan sekecil apa pun yang terjadi untuk hindari terjadinya kecelakaan. 

Budaya keselamatan yang baik dapat membuat tingkah laku pekerja pada keselamatan kerja yang diwujudkan melalui tingkah laku aman dalam melakukan pekerjaan. Berikut sebagai tantangan besar untuk seseorang pemimpin keselamatan dalam membuat budaya keselamatan ditempat kerja, karena mereka harus merubah rutinitas beberapa orang.

1. Prinsip Manajemen Pada Keselamatan Kerja

Prinsip manajemen dapat diwujudkan berbentuk kebijakan yang tertulis, terang, mudah dipahami dan di ketahui oleh semua pekerja. Bukan sekedar itu, support dan usaha riil dari pihak manajemen atau pimpinan juga diperlukan untuk menunjukkan kalau perusahaan betul-betul memiliki komitmen pada keselamatan kerja.

Usaha riil itu dapat diperlihatkan dengan sikap dan semua aksi yang berhubungan dengan keselamatan kerja. Misalnya, aplikasi ketentuan dan prosedur, terdapatnya sarana keselamatan kerja yang ideal dan sumber daya yang mumpuni.

2. Ketentuan dan Prosedur Keselamatan Kerja

Manajemen bertanggungjawab untuk mengambil keputusan dan mengaplikasikan ketentuan dan prosedur keselamatan kerja. Ketentuan dan prosedur keselamatan kerja yang di buat harus mudah dipahami, dikomunikasikan dan disosialisasikan pada pekerja.

Ketentuan adalah suatu hal yang mengikat dan disetujui.

Prosedur adalah rangkaian dari suatu tata kerja yang berurutan, step untuk step dan terang tunjukkan jalan atau arus (flow).

Maksud dibuatnya atau diterapkannya ketentuan dan prosedur ini, yakni untuk mengatur bahaya yang ada ditempat kerja, membuat perlindungan pekerja dari peluang terjadi kecelakaan dan untuk mengatur tingkah laku pekerja hingga nanti terwujud budaya keselamatan yang baik.

Bentuk dari ketentuan dan prosedur K3 salah satunya program komunikasi bahaya, alat pelindung diri (APD), prosedur izin kerja khusus (work permit), prosedur praktik kerja aman, prosedur tanggap darurat, dan lain-lain.

3. Komunikasi

Komunikasi juga akan hasilkan persepsi yang nanti diinterpretasikan dengan berlainan oleh setiap individu. Persepsi sendiri datang dari beragam stimulus yang didapatkan oleh organisasi ketika berkomunikasi dengan pekerja.

Merajut komunikasi dua arah pada manajer dengan pekerja, pekerja dengan pekerja, manajer dengan manajer atau departemen dengan departemen jadi point penting dalam membuat budaya keselamatan yang baik.

Buat komunikasi dengan terbuka (transparan) dan janganlah sangsi memohon pendapat pada pekerja. Siapkan wadah komunikasi pada pemimpin/manajemen puncak dengan pekerja. Terdapatnya wadah komunikasi ini dapat mensupport semua pekerja untuk memberi input mengenai penambahan keselamatan di perusahaan. Jangan sampai meremehkan beragam input dari pekerja karena juga akan buat mereka relatif berlaku acuh pada semua program yang digerakkan perusahaan.

4. Keterlibatan Pekerja dalam Keselamatan Kerja

Berhentilah berfikir kalau membuat budaya keselamatan kerja yaitu tanggung jawab departemen K3. Budaya keselamatan juga akan jadi lebih efisien jika prinsip manajemen dikerjakan dengan riil dan terdapat keterlibatan segera dari pekerja dalam keselamatan kerja.

Keterlibatan pekerja dalam keselamatan kerja dapat dilakukan dengan beragam cara, salah satunya :

  • Keaktifan pekerja dalam aktivitas K3 
  • Berikan input tentang ada keadaan beresiko di lingkungan kerja 
  • Menggerakkan dan melakukan aktivitas lewat cara yang aman 
  • Berikan input dalam pengaturan prosedur dan cara kerja aman 
  • Mengingatkan pekerja beda tentang bahaya K3. 

Dengan melibatkan, memberdayakan dan mendorong pekerja dalam aplikasi K3 nyatanya dapat menyebabkan rasa tanggung jawab mereka selalu untuk memprioritaskan K3 dalam pekerjaannya. Beberapa pekerja juga akan merasa dihargai dengan keterlibatan mereka dalam membuat budaya keselamatan di perusahaan.

5. Lingkungan Sosial Pekerja

Budaya keselamatan adalah gabungan pada sikap, etika dan persepsi pekerja pada keselamatan kerja. Salah satu cara untuk lihat lingkungan sosial pekerja jadi aspek pembentuk budaya keselamatan, yakni dengan lihat persepsi pekerja pada lingkungan sosialnya.

Pakar K3 menyampaikan, sebisa-bisanya perusahaan membuat suatu lingkungan kerja yang kondusif, satu diantaranya budaya tidak sama-sama menyalahkan apabila terjadi kecelakaan pada pekerja. Budaya keselamatan di perusahaan dapat disebutkan baik bila tak ada budaya sama-sama menyalahkan diantara pekerja dengan pekerja ataupun pekerja dengan manajer ketika terjadi kecelakaan kerja.

Dengan terdapatnya lingkungan sosial pekerja yang baik, efek positif yang bisa muncul, yakni terjadinya kesadaran juga akan keselamatan diantara pekerja.

6. Tingkah laku Keselamatan Kerja

Dalam K3, tingkah laku lebih difokuskan pada tingkah laku tidak aman (unsafe act). Hal semacam ini karena penyebabnya basic terjadinya kecelakaan kerja satu diantaranya karena tingkah laku tidak aman yang berbentuk kekeliruan atau kelalaian yang di buat oleh manusia.

Tingkah laku keselamatan kerja adalah hasil dari persepsi pekerja pada K3. Persepsi pekerja yang mengutamakan pentingnya K3, mereka pasti juga akan memakai APD dan mematuhi semua prosedur keselamatan bahkan juga tanpa ada harus senantiasa ada yang mengawasi.

Persepsi yang baik pada keselamatan kerja dapat jadikan landasan untuk membuat tingkah laku keselamatan yang baik dengan di dukung prinsip manajemen yang aktif. Efek positif terjadinya tingkah laku keselamatan yang baik, yaitu dapat kurangi kecelakaan kerja yang dikarenakan oleh aksi tidak aman dan jadi aspek penting dalam membuat budaya keselamatan ditempat kerja. 

7. Kepemimpinan Keselamatan (Safety Leadership)

Motivasi pekerja dibuat berdasar pada contoh suri teladan. Motivasi pekerja biasanya juga akan keluar setelah ia lihat ada contoh keteladanan yang baik dari seseorang atasan. Keteladanan mencakup keteladanan sikap, moral, kemampuan, kecerdasan, dsb. Type keteladanan berikut sangat diprioritaskan dalam aplikasi K3 dan membuat budaya keselamatan dalam suatu organisasi.

Pemimpin keselamatan harus jadi role jenis untuk beberapa pekerja. Pemimpin memiliki dampak dalam merubah persepsi pekerja, bagaimana caranya mereka berfikir, berlaku dan berperilaku untuk membuat budaya keselamatan.

Aspek keteladanan dalam safety leadership sangat diprioritaskan dalam membuat budaya keselamatan dalam suatu organisasi. Pimpinan dan manajer dapat berikan contoh nilai-nilai keselamatan yang diperlihatkan dalam tingkah laku dan aksi dan norma kerja untuk tingkatkan keselamatan. Pemimpin keselamatan harus tunjukkan kepedulian dan keteladanan yang tinggi melalui keterlibatan segera dalam program keselamatan yang diputuskan.

* * *

Perlu diakui kalau unsur utama dalam membuat budaya keselamatan yaitu pembentukan sikap dan tingkah laku selamat yang dibuat dari nilai-nilai keselamatan yang ditanamkan dalam budaya organisasi. Ke-7 elemen diatas dapat Kamu aplikasikan untuk membuat budaya keselamatan yang kuat dan berkepanjangan di perusahaan. Mudah-mudahan berguna.

Mudah-mudahan Berguna, Salam safety!

Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.